Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Agus Kuncoro Tahun Baruan di Mekah

Written By Solution Anti Virus on Saturday, December 21, 2013 | 11:21 AM


Jakarta - Memasuki tahun 2014 biasanya banyak aktris yang bersenang-senang sekaligus mengisi acara pergantian malam tahun baru dan mendapatkan honor yang besar, hingga dibayar dua kali lipat bahkan lebih dari biasanya.


Namun berbeda halnya dengan aktor Agus Kuncoro. Pria yang namanya melejit lewat peran sebagai Azzam dalam sinetron religi “Para Pencari Tuhan” itu justru ingin mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.


“Menjelang tahun baru, saya akan pergi ke tanah suci Mekkah. Saya akan pergi dengan sutradara Hanung Bramantyo untuk umroh bareng. Ya momennya pas saja dengan tahun baru dan baru kali ini liburan tahun baru di Mekah,” ujarnya saat acara selamatan film Sang Kiai yang menjadi film terbaik di ajang FFI 2013 di kantor Rapi Films, Cikini, Jakarta, Jumat (20/12).


Rencananya, aktor yang memerankan tokoh KH. Wahid Hasyim, anak dari tokoh pendiri NU, KH Hasyim Ashari, berangkat umroh pada 28 Desember 2013 nanti hingga 5 Januari 2014.


Dikatakan, hal ini menjadi ucap syukurnya atas berkah dan rezeki yang diberikan Tuhan pada dirinya. Oleh karena itu, menjelang pergantian tahun baru, ia selalu berdoa agar perjalanannya dilancarkan.


Dalam waktu dekat ini, Agus juga mempunyai proyek baru di dunia akting, khususnya layar lebar. Pria 41 tahun itu bakal bermain di film garapan Lukman Sardi.


"Syuting filmnya Lukman. Ini proyeknya Lukman, biasanya kami menjadi lawan main, sekarang malah jadi sutradara dia. Dalam film, saya bakal beradu akting dengan beberapa pemain film terkenal lain, seperti Donny Alamsyah,” jelas dia.


Namun, ia enggan untuk memberitahukan lebih lanjut perihal film terbarunya. Ia hanya menjelaskan, hal itu menjadi proyek terbesar kawannya. "Maaf ya, belum bisa diomongin dulu, tapi ini adalah film besarnya Lukman," ucap dia.


Agus yang telah bermain di banyak film dan sinetron, tetap harus memilih setiap tawaran yang datang kepadanya. Ada beberapa pertimbangan yang dipikirkan lebih dalam sebelum menerima tawaran.


”Pasti lihat dulu ceritanya, terus karakternya baru. Saya akan merasa sangat tertantang apabila menemukan sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukannya di film-film sebelumnya. Ia cukup menantang dan menyenangkannya bisa jadi aktor," ungkap pria kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1972 itu. 


11:21 AM | 0 komentar | Read More

"Kamar" dalam Bidikan Lensa Sanja Jovanovic

Written By Solution Anti Virus on Thursday, December 19, 2013 | 11:21 AM


Jakarta - Ada banyak cara yang bisa dilakukan sebagai wujud kepeduliaan pada kehidupan sosial dan kemanusiaan. Salah satunya ialah melalui aktivitas seni seperti yang dilakukan oleh Sanja Jovanovic. Sanja merupakan fotografer profesional dan juga istri dari Duta Besar Serbia untuk Indonesia dan ASEAN, Jovan Jovanovic.


Berangkat dari kepeduliannya terhadap kehidupan sosial dan kemanusiaan, ia menggelar pameran fotografi bertajuk "Kamar" di KOI Galeri Kemang, Jakarta. Pembukaan pameran dilaksanakan Rabu malam, 18 Desember 2013. Acara ini akan berlangsung sampai tanggal 7 Januari 2014 mendatang.


Karya "Kamar" disajikan dalam bentuk cetak frame dengan variasi ukuran mulai 24R. Seluruh hasil karyanya diabadikan dari bidikan lensa secara langsung di lapangan. Dalam karyanya, ia mengangkat kisah sisi lain kehidupan para pekerja yang datang dari berbagai penjuru pulau Jawa untuk mengadu nasib di Jakarta.


Saat ditanya seputar karya, Sanja mengaku itu semua merupakan kesaksiannya tentang dunia sekaligus ruang para pekerja serabutan. Terdiri dari serangkaian ruangan kecil yang terbentuk oleh konstruksi bagian dalam jembatan Kuningan, Jakarta.


"Mereka bekerja keras untuk menyambung hidup dan menafkahi keluarganya di rumah. Saya tertarik ketika melihat kehidupan yang tidak pernah saya saksikan sebelumnya setelah salah satu diantara mereka mempersilakan saya melihatnya. Mereka tidak menamai tempat tinggal itu sebagai rumah. "Ini adalah kamar," kata mereka saat saya jumpai," ujar Sanja saat ditemui Beritasatu.com di sela-sela pameran.


Menurut Sanja, kehidupan para buruh menarik karena adanya sebuah estetika dan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang sangat sederhana. Kamar bagi Sanja, merupakan potret jujur kemanusiaan.


"Saya kagum melihat aktivitas keseharian mereka. Sangat disiplin sekali meskipun dalam kehidupan sederhana. Mereka bekerja sebagai tukang bangunan dan berkebun tapi kehidupan seperti militer. Setiap pagi mereka bangun lalu pukul 6 mandi di bawah kamar. Mereka selalu sembahyang di sebuah mushola dekat tempat tinggalnya dan pergi melakukan aktivitasnya. Meski sangat sederhana sekali, mereka menjunjung tinggi nilai itu," ujarnya.


Karya fotografi yang termasuk dalam kategori "Human Interest" ini sebelumnya pernah dipublikasikan di National Geographic Serbia pada Desember 2013 dan juga memenangkan satu ajang fotografi potrait di FotoDC di Washington D.C, Amerika Serikat. Hasil dana yang diperoleh dari pemeran ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan.


Tentang Sanja Jovanovic
Sanja Jovanovic ialah seorang fotografer profesional dan juga istri dari Duta Besar Serbia untuk Indonesia. Dalam karirnya ia berfokus pada isu-isu sosial dan kemanusiaan. Ia sangat menikmati traveling dan mendokumentasikan seluruh kehidupan dari berbagai kebudayaan.


Karya-karyanya pernah dipublikasikan dalam beberapa koran dan majalah seperti National Geographic sebagai kontributor umum. Pada November 2011, karya ceritanya yang verjudul Marriage Lottery (Bracna Lutrija) diakui oleh National Geographic sebagai karya lokal terbaik di antara 40 edisi di seluruh dunia.


Penghargaan


2013 Belgrade, The portfolio winner of the 100 Best, ReFoto magazine contest, on occasion of its 100th issue


2013 Kiev, Second prize for Kamar story Golden Camera International Award


2012 Washington D.C FotoDC First prize for portrait from Kamar series


2012 Belgrade, Beta photo of the year, Grand Prix in Serbia for the photograph Mother and daughter


2011 Press photo Serbia winner for the Everyday Life story Family Matters


2010 Press Photo Serbia - Grand Prix for the photography Couple from the project Uprooter Community


2009 Ney York, En Foco - Honorable mention


2008 Press Photo Serbia Winner for Environmental Story and Everyday Pameran dan Festival


2013 Brazil, Belo Horizonte - Kamar


2013 Italy, Bari - Kamar


2012 Taiwan, Taipei - photo exhibition ‘’Witnessed of silence’’ - National 228 Memorial Museum.


2011 Belgrade and Bratislava - ‘’New Pictures of Belgrade’’


2010 France, Sarcelles, Photosoc Festival


2009 Stockholm, Applied Nostalgia


2009 Belgrade, Applied Nostalgia


2009 Amsterdam, Balkan Snapshot Film Festival


Pendidikan


2008 BA in Photography at the Faculty of Applied Arts, University of Belgrade


2010 SEE New Perspectives, Masterclass by World Press Photo in partnership with Robert Bosch Stiftung, Berlin


2011 Noor – Nikon Masterclass, Bucharest


11:21 AM | 0 komentar | Read More

"Kamar" dalam Bidikan Lensa Sanja Jovanovic


Jakarta - Ada banyak cara yang bisa dilakukan sebagai wujud kepeduliaan pada kehidupan sosial dan kemanusiaan. Salah satunya ialah melalui aktivitas seni seperti yang dilakukan oleh Sanja Jovanovic. Sanja merupakan fotografer profesional dan juga istri dari Duta Besar Serbia untuk Indonesia dan ASEAN, Jovan Jovanovic.


Berangkat dari kepeduliannya terhadap kehidupan sosial dan kemanusiaan, ia menggelar pameran fotografi bertajuk "Kamar" di KOI Galeri Kemang, Jakarta. Pembukaan pameran dilaksanakan Rabu malam, 18 Desember 2013. Acara ini akan berlangsung sampai tanggal 7 Januari 2014 mendatang.


Karya "Kamar" disajikan dalam bentuk cetak frame dengan variasi ukuran mulai 24R. Seluruh hasil karyanya diabadikan dari bidikan lensa secara langsung di lapangan. Dalam karyanya, ia mengangkat kisah sisi lain kehidupan para pekerja yang datang dari berbagai penjuru pulau Jawa untuk mengadu nasib di Jakarta.


Saat ditanya seputar karya, Sanja mengaku itu semua merupakan kesaksiannya tentang dunia sekaligus ruang para pekerja serabutan. Terdiri dari serangkaian ruangan kecil yang terbentuk oleh konstruksi bagian dalam jembatan Kuningan, Jakarta.


"Mereka bekerja keras untuk menyambung hidup dan menafkahi keluarganya di rumah. Saya tertarik ketika melihat kehidupan yang tidak pernah saya saksikan sebelumnya setelah salah satu diantara mereka mempersilakan saya melihatnya. Mereka tidak menamai tempat tinggal itu sebagai rumah. "Ini adalah kamar," kata mereka saat saya jumpai," ujar Sanja saat ditemui Beritasatu.com di sela-sela pameran.


Menurut Sanja, kehidupan para buruh menarik karena adanya sebuah estetika dan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang sangat sederhana. Kamar bagi Sanja, merupakan potret jujur kemanusiaan.


"Saya kagum melihat aktivitas keseharian mereka. Sangat disiplin sekali meskipun dalam kehidupan sederhana. Mereka bekerja sebagai tukang bangunan dan berkebun tapi kehidupan seperti militer. Setiap pagi mereka bangun lalu pukul 6 mandi di bawah kamar. Mereka selalu sembahyang di sebuah mushola dekat tempat tinggalnya dan pergi melakukan aktivitasnya. Meski sangat sederhana sekali, mereka menjunjung tinggi nilai itu," ujarnya.


Karya fotografi yang termasuk dalam kategori "Human Interest" ini sebelumnya pernah dipublikasikan di National Geographic Serbia pada Desember 2013 dan juga memenangkan satu ajang fotografi potrait di FotoDC di Washington D.C, Amerika Serikat. Hasil dana yang diperoleh dari pemeran ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan.


Tentang Sanja Jovanovic
Sanja Jovanovic ialah seorang fotografer profesional dan juga istri dari Duta Besar Serbia untuk Indonesia. Dalam karirnya ia berfokus pada isu-isu sosial dan kemanusiaan. Ia sangat menikmati traveling dan mendokumentasikan seluruh kehidupan dari berbagai kebudayaan.


Karya-karyanya pernah dipublikasikan dalam beberapa koran dan majalah seperti National Geographic sebagai kontributor umum. Pada November 2011, karya ceritanya yang verjudul Marriage Lottery (Bracna Lutrija) diakui oleh National Geographic sebagai karya lokal terbaik di antara 40 edisi di seluruh dunia.


Penghargaan


2013 Belgrade, The portfolio winner of the 100 Best, ReFoto magazine contest, on occasion of its 100th issue


2013 Kiev, Second prize for Kamar story Golden Camera International Award


2012 Washington D.C FotoDC First prize for portrait from Kamar series


2012 Belgrade, Beta photo of the year, Grand Prix in Serbia for the photograph Mother and daughter


2011 Press photo Serbia winner for the Everyday Life story Family Matters


2010 Press Photo Serbia - Grand Prix for the photography Couple from the project Uprooter Community


2009 Ney York, En Foco - Honorable mention


2008 Press Photo Serbia Winner for Environmental Story and Everyday Pameran dan Festival


2013 Brazil, Belo Horizonte - Kamar


2013 Italy, Bari - Kamar


2012 Taiwan, Taipei - photo exhibition ‘’Witnessed of silence’’ - National 228 Memorial Museum.


2011 Belgrade and Bratislava - ‘’New Pictures of Belgrade’’


2010 France, Sarcelles, Photosoc Festival


2009 Stockholm, Applied Nostalgia


2009 Belgrade, Applied Nostalgia


2009 Amsterdam, Balkan Snapshot Film Festival


Pendidikan


2008 BA in Photography at the Faculty of Applied Arts, University of Belgrade


2010 SEE New Perspectives, Masterclass by World Press Photo in partnership with Robert Bosch Stiftung, Berlin


2011 Noor – Nikon Masterclass, Bucharest


10:49 AM | 0 komentar | Read More

Polisi: Jalani Pemeriksaan, Nikita Mirzani Belum Ditahan

Written By Solution Anti Virus on Wednesday, December 18, 2013 | 11:21 AM


Jakarta - Akhirnya artis cantik Nikita Mirzani memenuhi panggilan pihak kepolsian resort (Polrestabes) Bandung untuk melakukan pemeriksaan terkait perkelahiannya dengan Fitri Sri Handayani alias Fia, seterunya saat berkelahi di Cafe Golden Monkeys, Bandung, Jawa Barat pada 27 Juli 2013 lalu.


Nikita sendiri datang sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung masuk ke ruang penyidik. Selama 4 jam lebih Nikita melakukan pemeriksaan. Sekitar pukul 20.30 Nikita keluar dari ruang penyidik dan diam seribu bahasa ketika diberondong pertanyaan oleh sejumlah wartawan yang sudah menunggunya.


"Kalian (awak media), selalu saja ada dimana-mana," ucapnya ketus sesaat sebelum memasuki mobilnya, Selasa (17/12) malam.


Lebih lanjut dijelaskan Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Trunojoyo Wisnu Andiko membenarkan kedatangan bintang film "Nenek Gayung" itu ke Polrestabes Bandung untuk melakukan pemeriksaan.


"Kedatangannya dalam rangka memenuhi panggilan penyidikan. Dia (Nikita) diperiksa sebagai tersangka. Penyidik bertanya seputar kejadian (penganiayaan)," ungkap Trunojoyo.


Meski statusnya sebagai tersangka, hingga kini Nikita sendiri belum ditahan terkait kasusnya itu. Namun Truno memastikan bahwa pihak kepolisian tidak akan tebang pilih terhadap kasus perkelahian itu.


"Mekanisme hukum tetap berjalan. Sekarang masih proses (penyidikan), sejauh kooperatif maka tidak dahulu ditahan," lanjutnya.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Aktris Joan Fontaine Meninggal Dunia pada Usia 96 Tahun

Written By Solution Anti Virus on Tuesday, December 17, 2013 | 11:21 AM


Los Angeles - Aktris peraih Piala Oscar Joan Fontaine meninggal dunia di rumahnya di Carmel, California, AS, Minggu (15/12). Fontaine meninggal pada usia 96 tahun.


Kabar tentang meninggalnya Fontaine disampaikan teman lamanya, Noel Beutel kepada media, Senin (16/12).


Beutel menyebutkan, Fontaine meninggal dengan "sangat damai" dalam tidurnya di kediamannya, di Carmel.


Fontaine meninggalkan seorang kakak, yang juga aktris peraih Piala Oscar Olivia de Havilland. Selama beberapa dekade, Joan Fontaine dan kakaknya itu tidak berbicara. Mereka terlibat perselisihan.


Fontaine lahir dengan nama Joan de Beauvoir de Havilland pada tahun 1916 di Tokyo, Jepang. Ayahnya adalah pengacara dan juga guru berkebangsaan Inggris. Dia dan kakaknya pindah ke Saratoga, California, AS bersama ibu mereka pada tahun 1919 ketika kedua orangtuanya berpisah.


Fontaine masih remaja ketika ia memulai karier aktingnya sebagai Joan Burfield pada tahun 1935 dalam film No More Ladies. Dia kemudian mengadopsi nama panggung Fontaine, yang diambil dari nama suami kedua ibunya.


Pada tahun 1978, dia menulis otobiografinya berjudul No Bed of Roses. Di bukunya itu ia menyebutkan bahwa ibunya , yang juga seorang aktris, mulai mendorong persaingan antara ia dan kakaknya sejak usia dini.


Perseteruan diperpanjang untuk karier mereka ketika kedua saudara dinominasikan untuk aktris terbaik Oscar pada tahun 1942. Fontaine, yang dinominasikan untuk film besutan Alfred Hitchcock berjudul Suspicion mengalahkan kakaknya yang dinominasikan untuk Hold Back the Dawn.


Tapi, lima tahun kemudian, De Havilland memenangkan Piala Oscar pertamanya tepatnya tahun 1947 sebagai aktris terbaik untuk To Each His Own. Selama kariernya, De Havilland meraih dua Piala Oscar.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Aktor Peter O'Toole Meninggal Dunia pada Usia 81 Tahun

Written By Solution Anti Virus on Monday, December 16, 2013 | 11:21 AM


London - Aktor asal Irlandia, Peter O'Toole, peraih Piala Oscar dalam perannya di film Lawrence of Arabia, meninggal dunia pada usia 81 di London, Inggris. Informasi meninggalnya O'Toole disampaikan agennya, Steve Kenis, Minggu (14/12).


Pria kelahiran Irlandia dengan nama lengkap Peter Seamus Lorcan O'Tole ini dikabarkan sudah menderita kanker di perut sejak 1970 lampau. Ia meninggal dunia, Sabtu (13/12) waktu setempat di rumah sakit Wellington di London. Ia sudah lama dirawat di rumah sakit itu.


Tahun lalu, O'Toole mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia film. Tampaknya ia sudah merasakan tubuhnya makin lemah. "Ini perpisahan saya, terima kasih atas sambutannya selama ini," ujarnya.


O'Toole lahir pada tahun 1932. Ia adalah anak Jane Constance Eliot, seorang perawat Skotlandia dan Patrick Joseph O'Toole, warga negara Irlandia logam yang juga pemain sepak bola.


Pada awal kariernya, O'Toole menjadi simbol dari generasi baru Hellraiser Hollywood, pemuda yang senang minum minuman keras.


Ia meninggalkan dua putri, Pat dan Kate O'Toole, dari pernikahannya dengan aktris Siân Phillips , dan putranya Lorcan O'Toole dari hubungannya dengan Karen Brown.


Putri O'Toole, aktris Kate O'Toole mengatakan, pihak keluarga sangat menghargai dan benar-benar kewalahan oleh curahan cinta sejati dan kasih sayang yang diungkapkan ke pihak keluarga atas kepergian Peter O'Toole.


"Terima kasih untuk semuanya, dari lubuk hati kami yang paling dalam," ujarnya.


Presiden Irlandia Michael D Higgins memberi pernyataan khusus untuk meninggalnya O'Toole. Menurut dia, dunia telah kehilangan salah satu raksasa film dan teater .


"Dalam daftar panjang peran utama di panggung dan dalam film, Peter membawa standar yang luar biasa untuk menjadi seorang aktor. Dia memiliki minat yang mendalam dalam sastra terutama soneta cinta Shakespeare," ujar Higgins.


"Ia dinominasikan sebagai Aktor Terbaik untuk Oscar delapan kali, dan menerima Oscar khusus dari rekan-rekannya untuk kontribusinya film, ia sangat berkomitmen untuk dunia panggung," tambahnya.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Penulis Komik Indonesia Diminta Terjemahkan Karyanya ke Bahasa Mandarin

Written By Solution Anti Virus on Sunday, December 15, 2013 | 11:21 AM


Beijing - Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Imron Cotan "mengajak" penulis cerita silat Indonesia keturunan Tionghoa Sukawati Asmaraman alias Kho Ping Hoo ke China untuk mengalihbahasakan karyanya ke bahasa Mandarin.


"Saya penggemar komik Kho Ping Hoo, sejak sekolah dasar. Kalau membaca komiknya, rasanya tidak ingin berhenti, selalu penasaran, mungkin karena setiap karya dicetak dalam ukuran kecil, seperti 'mini iPad', jadi sayang kalau dilewatkan satu halaman" katanya di Beijing Sabtu (14/12), sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara.


Ditemui usai peluncuran komik silat Kho Ping Hoo bertajuk "Suling Emas" versi Mandarin, ia menuturkan,"Kho Ping Hoo itu selama menuliskan karya-karya, belum pernah menginjakkan kakinya di Tiongkok, yang melatari sebagian besar cerita silatnya".


Bahkan, sebelum menjejakkan kakinya di Gunung Thaysan, di Provinsi Shandong, Tiongkok, pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah pada 1926 itu telah melukiskan gunung itu dalam salah satu karya.


"Selama saya bertugas di sini, saya sempat melihat Thaysan. Saya teringat Kho Ping Hoo, dan seperti yang diimajinasikan Kho Ping Hoo, gunung yang tidak begitu jauh dari Beijing itu memang indah," tutur Imron yang sangat menggemari salah satu karya komik silat Kho Ping Hoo "Bu Pun Su Lu Kwan Cu" atau Pendekar Sakti.


Menggemari cerita silat Kho Ping Hoo sekaligus karier diplomatiknya sebagai duta besar untuk China merangkap Mongolia, menginspirasi Imron untuk "mengajak" Kho Ping Hoo ke China dengan menghadirkan salah satu karyanya dalam versi Mandarin.


"Ini baru tahap awal, semoga semua serial cerita silat Kho Ping Hoo dapat dialihbahasakan ke Mandarin," ujarnya.


Dengan menggandeng pengusaha Kasim Ghozali sebagai pemegang hak cipta dan penerbit, Imron pun meluncurkan 200 buku silat "Suling Emas" karya Kho Ping Hoo versi Mandarin.


Selanjutnya, akan diedarkan dalam bentuk buku elektronik. Untuk buku elektronik "Suling Emas" karya Kho Ping Hoo versi Mandarin akan beredar secara online di China mulai pertengahan Januari 2014 dengan harga 1,88 Yuan, kata Kasim.


11:21 AM | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger