Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Disetir Industri, Jay Subiakto Prihatin dengan Seniman Muda

Written By Solution Anti Virus on Saturday, January 11, 2014 | 11:21 AM


Jakarta - Jay Subiakto mengaku khawatir dengan seniman muda atau generasi sekarang yang selalu diatur oleh industri dalam berkarya, entah dalam musik ataupun film. Dengan banyaknya suguhan-suguhan dari industri tersebut, maka banyak karya-karya yang sebenarnya bagus tetapi tidak tereskpos.


"Saya berharap generasi muda mau mencoba untuk berpikir dan juga memiliki idealisme. Karena tidak semua yang kita lakukan untuk uang," ujarnya di sela-sela jumpa pers konser 40 Tahun Erros Djarot Berkarya di Jakarta, Jumat (10/1).


Menurutnya, generasi muda harus bisa memikirkan sesuatu yang original dan baru bila ingin menjadi berkualitas. Dengan begitu, Jay selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya agar masyarakat bisa mengapresiasi yang memang patut diapresiasi.


"Orang Indonesia juga memiliki kecenderungan lebih menghargai karya orang asing. Misalnya bila musisi asing konser di sini dengan musik seadanya dan telat memulai konser, penonton mana ada yang marah-marah. Namun, bila saya yang melakukan kesalahan semua marah-marah. Padahal saya selalu total dalam menggelar konser tidak pernah setengah-setengah," keluhnya.


Dia juga mencontohkan untuk konser 40 Tahun Erros Djarot Berkarya yang sedang dia urus. Jay mengungkap tidak akan menampilkan hingar bingar yang tidak bermutu, seperti yang ada di televisi.


"Bila konser persembahan Mas Erros ini masuk televisi, pasti kita harus menampilkan artis-artis yang lagi ngetop seperti Cherrybelle, JKT 48 atau Wali. Karena televisi kita hanya mementingkan rating," imbuh Jay.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Daniel Mananta Jadi Eksekutif Produser "Killers"

Written By Solution Anti Virus on Friday, January 10, 2014 | 11:21 AM


Jakarta - Presenter Daniel Mananta semakin melebarkan sayapnya di dunia hiburan. Setelah mencoba bisnis pakaian, kini ia merambah dunia film. Tidak tanggung-tanggung, pria kelahiran 32 tahun silam itu mendapat kesempatan untuk menjadi eksekutif produser.


Ia berkolaborasi dengan sutradara "The Month Brothers" lewat film berjudul “Killers”. Ia menyatakan memang sudah lama tertarik dengan dunia film dan ini merupakan film perdananya.


"Gue hobi banget nonton film. Semua jenis film gue tonton, dari jenis drama sampe horor gue tonton. Beberapa tahun lalu gue dapet skrip film Killers dan gue tertarik banget. Menurut gue film ini terlalu bagus dan sangat sayang untuk nggak dibuat," ucapnya di Jakarta, Rabu (8/1).


Setelah "Killers", mantan VJ MTV  juga akan memproduseri sebuah film lagi. Daniel merasa ini dikarenakan menjadi tantangan baru baginya. Ia merasa cukup puas dengan hasil film ”Killers”, karena berhasil menembus Sundance Film Festival 2014 di Amerika Serikat.


Baginya, mengumpulkan dana untuk membiayai produksi film menjadi tugasnya. Awalnya, Daniel pun merasakan kesulitan ketika harus membuat proyek ini berjalan lancar.


"Rising funding seru juga. Apalagi, kan ini kerjasama dua negara. Tek-tokannya lumayan lama. Bahasa juga jadi tantangan. Lumayan banyak deh tantangannya. Mulai dari cari dana, liat skrip dan ingin segera merealisasikannya. Kebetulan baru buat perusahaan dengan partner, Damn Inc. Dan akhirnya nyari dana, fix dengan Jepang," jelasnya.


Ia merasakan perbedaan ketika berada di depan layar dan saat menjadi orang yang berada di balik kesuksesan sebuah karya. "Gue lumayan deg-degan sih. Proses seru banget. Beda saat gue host. Di depan layar. Beda banget dengan di belakang layar," ujarnya lagi.


Daniel berharap agar filmnya tak hanya ditonton oleh masyarakat Indonesia, tapi juga oleh pencinta film di luar negeri.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Demi Masa Depan, Terry Putri Kini Nyambi Buka Butik

Written By Solution Anti Virus on Thursday, January 9, 2014 | 11:21 AM


Jakarta - Artis Terry Putri tahu benar bahwa umur kehidupan menjadi seorang entertainer tidaklah panjang. Oleh sebab itu Terry kini punya aktifitas baru, yakni berjualan baju. Tak hanya sendirian, Terry mengandeng istri almarhum Ustad Jefri Al-Buhori, Pipik Dian Irawati dalam menjalankan bisnisnya. Hal itu diungkapkan presenter olahraga di salah satu stasiun televisi itu saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Rabu (8/1).


"Iya, ini ambil bajunya dari Umi Pipik. Sebenarnya bisnis yang handle kakak aku dan dijual secara online," ungkap Terry Putri.


Lebih jauh Terry menjelaskan bahwa tugas yang dia emban bukan hanya mensosialisasikan koleksi baju yang dijualnya, tapi juga menyediakan modal usaha demi kelangsungan usahanya tersebut.


"Jadi semua keuntungan itu aku putar saja dulu, lebih ke saving untuk masa depan. Saya juga kan melebarkan bisnis ke daerah, ya... hitung-hitung mengembangkan daerah saya," lanjutnya.


Untuk meminimalisir tingkat kekecewaan pelanggan, Terry mengaku selalu berusaha untuk memperbaiki metode penjualannya.


"Kecewa pasti ada, karena kan belanjanya lewat online. Kalau mereka komplain kami jelaskan. Kalau yang mereka beli itu apa, seperti yang mereka lihat dalam foto. Lagipula aku jualan baju yang tak terlalu ribet, simpel-simpel saja. So far so good," ujarnya.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Ayah Ayu Ting Ting Minta Enji Jangan Ganggu Lagi Anaknya

Written By Solution Anti Virus on Wednesday, January 8, 2014 | 11:21 AM


Depok - Kabar melahirkannya pedangdut Ayu Ting Ting membuat suaminya Hendry Baskoro alias Enji berinisiatif mencari dan mendatangi rumah sakit di Depok, Jawa Barat untuk menengoknya awal pekan lalu.


Tindakan Enji ini mendatangkan kritik pedas dari Abdul Rozak, ayahanda pelantun "Alamat Palsu" itu. Pasalnya Abdul Rozak mengatakan bahwa Ayu kini sudah tak butuh lagi bantuan dari Enji. Hal itu diungkapkan Abdul Rozak saat beberapa wartawan mengunjungi kediaman Ayu dikawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/1).


"Ngapain lagi dia (Enji) nyari-nyari Ayu lagi setelah dia lukai anak saya. Semuanya sudah enggak penting, Anak saya masih mampu membiayai hidupnya sendiri. Tolong Jangan ganggu anak saya lagi. Biarkan dia tenang saat melahirkan. Sudahlah cukup penderitaan yang ditanggung anak saya," ujar Abdul Rozak sambil menahan emosi.


Abdul Rozak memang pantas emosi, karena Enji yang notabene sebagai suami Ayu Ting Ting pernah bertindak semena-mena di awal-awal pernikahannya. Bahkan dengan tega menalak Ayu ketika wanita asal Depok Jawa Barat itu tengah hamil muda dan usia pernikahannya baru berjalan beberapa minggu.


"Dia sendiri yang harus sanggup menghadapi saya, jangan sama orang lain. Sudah bikin hancur anak saya. Sudah cukup saya sabar. Baik-baik, apaan baik? Enggak perlu tahu anak saya, pakai nyari-nyari. Enggak penting," kata Abdul Rozak.


Abdul Rozak dan keluarganya merasa bahwa Enji telah melakukan kesalahan dengan cara mengelabui dan menipunya Ayu dan Keluarga.


"Siapa orang tua yang enggak marah ditipu begini, dibohongi begini. Dia sudah enggak penting, menurut saya itu enggak penting," lanjut Abdul Rozak menggebu-gebu.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

"Girl Rising", Kisah Remaja Perempuan di Negara Berkembang

Written By Solution Anti Virus on Tuesday, January 7, 2014 | 11:21 AM


Jakarta - Hari ini Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) menyelenggarakan pemutaran film berjudul Girl Rising di @america Pacific Place, Jakarta. Film ini mengisahkan kondisi anak-anak perempuan yang tinggal di beberapa negara sedang berkembang.


Kumpulan kisah ini dikemas dalam bentuk film dokumenter yang disutradarai oleh Richard E. Robins dan didukung oleh Intel Corporation dan CNN Films.


Film ini juga dinaratori oleh beberapa artis Hollywood. Antara lain, Meryl Streep, Anne Hathaway, Liam Neeson, Cate Blanchett dan Selena Gomez.


"Kita harus peduli dengan kondisi perempuan karena ada seorang ahli ekonomi yang bilang kalo keberhasilan suatu negara juga ditentukan dengan kondisi perempuan dari negara tersebut," ungkap Kristen F. Bauer, Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia pada acara diskusi dan pemutaran film dokumenter Girl Rising di Jakarta, Senin (6/1).


Kristen juga menggambarkan bahwa kondisi perempuan di dunia masih sangat memprihatinkan. Sebanyak dua pertiga penduduk di dunia yang buta huruf adalah berjenis kelamin perempuan. Dan masih banyak perempuan di dunia yang mendapat pelayanan kesehatan buruk.


"Film ini sudah diputar di beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan mendapat sambutan yang sangat baik. Saya harap melalui film ini isu-isu kekerasan terhadap perempuan bisa berkurang," ujarnya.


Film dokumenter ini mengisahkan kehidupan seorang anak perempuan yang berasal dari sembilan negara. Yaitu Kamboja, Haiti, Nepal, Mesir, Ethiopia, India, Peru dan Afghanistan.


Diceritakan bahwa kemiskinan dan budaya di masyarakat menjadi isu utama dalam menghambat pendidikan perempuan. Perempuan di belahan-belahan dunia tersebut tidak bisa menikmati pendidikan selayaknya. Bahkan sebagian dari mereka harus rela bekerja di usia dini untuk mengalah karena orang tuanya hanya mampu menyekolahkan saudara laki-lakinya.


"Keluarga lebih memilih laki-laki yang disekolahkan, karena dianggap laki-laki bisa merantau ke kota dan bisa lebih mandiri. Selain itu, laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah yang ideal untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga," kata Michelle Bekkering, Resident Country Director, International Republican Institute (IRI).


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Dalang Wayang Suket Slamet Gundono Berpulang

Written By Solution Anti Virus on Monday, January 6, 2014 | 11:21 AM


Solo - Dalang kondang wayang suket Slamet Gundono meninggal dunia pada hari Minggu (5/1) pukul 08.45 WIB di Rumah Sakit Islam Yarsis Solo, dan jenazahnya akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (6/1).


Sebelum dibawa ke Slawi, jenazah dalang kelahiran 19 Juni 1966 itu akan lebih dulu disemayamkan di pendapa Taman Budaya Jawa Tengah di Kentingan Solo untuk diberikan penghormatan terakhir oleh para seniman dan budayawan dari Solo dan Yogyakarta.


Setelah selesai diberikan penghormatan dan tata cara adat jenazah Slamet Gundono yang juga terkenal sebagai dalang sintren itu pada pukul 17.00 WIB dengan kendaraan darat diberangkatkan menuju Slawi.


Seniman dan budayawan Bambang Murtiyoso mengatakan dengan meninggalnya Slamet Gundono, ia merasa kehilangan, karena almarhum mempunyai potensi yang luar biasa.


"Slamet Gundono itu memang dalang serba bisa dan mempunyai kreativitas yang luar bisa dan suaranya juga bagus," kata dosen almarhum ketika masih kuliah di Jurusan Pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo itu.


Ia mengatakan Slamet Gundono ketika kuliah memang sudah menonjol dibandingkan dengan mahasiswa lainnya, utamanya pada suaranya yang mengekspresikan nada rendah sampai tinggi.


Almarhum Slamet Gundono juga punya latar belakang teater, sehingga dalam memeragakan wayang juga bisa mengekpresikan wayang terbuat dari barang mati bisa seperti hidup. "Ini kelebihannya yang tidak semua dalang memilikinya," imbuhnya.


Pengamat budaya MT Arifin mengatakan almarhum selain menjadi dalang wayang suket juga merupakan dalang sintren yang merupakan keturunan dari kakeknya yang dulu juga merupakan dalang sintren.


"Tidak semua orang bisa melakukan dalang sintren dan almarhum Slamet Gundono merupakan tokoh di daerahnya yang sekaligus merupakan dalang sintren yang terakhir saat ini. Untuk itu wajar kalau warga daerahnya menghendaki jenazah alamarhum untuk dimakamkan di tempat kelahirannya, karena budaya sintren di sana masih kuat," kata dia.


Ia mengatakan Slamet Gundono banyak membuat kejutan dalam seni pedalangan, yakni sempat membuat kejutan pada pentas Greget Dalang di Solo beberapa tahun lalu dalang ikut menari di atas panggung.


"Seketika itu almarhum Slamet Gundono mendapat protes karena dalang yang tampil dan ikut menari di atas panggung melanggar pakem (aturan) yang ada dan untuk jalan tengahnya sekarang ini mengundang pelawak-pelawak yang menari di panggung," katanya.


Ki Mantep Sudarsono yang terkenal dengan sebutan dalang Oye juga mengakui, almarhum merupakan dalang serbabisa. "Slamet Gundono itu tidak hanya bisa mendalang dengan media wayang suket, tetapi dengan gaya lainnya juga mahir apalagi dengan gaya tradisional juga tidak kalah dengan dalang-dalang senior lainnya," katanya.


Butet Kertanegara yang membacakan biografi singkat Gundono sebelum jenazah diberangkatkan mengatakan, almarhum lulus dari ISI Surakarta tahun 1999, dengan karya-karya seninya di antaranya Wayang Suket, Wayang Lindur, Wayang Air dan bahkan dalam pentas yang sempat menjadi gempar oleh para penonton ketika membawa wayang dengan cerita "Pandawa Lima Gugur".


Almarhum dalam membawakan cerita ini yang mematikan semua Pandawa Lima mendapat protes keras dari komunitas wayang kulit. "Ya, ini kelebihan almarhum seperti ini," kata Butet sambil menambahkan bahwa dalam menggeluti karya-karya seni tradisional ini Slamet Gundono juga mendapat penghargaan dari Pemerintah Belanda dan Kementerian Pendidikan Nasional.


Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Yuning Rejeki dan dua anak, yaitu Nandung Albert Slamet Saputra (9) dan Bening Putriaji (3,5) yang tinggal di rumahnya di Mojosongo, Solo.


11:21 AM | 0 komentar | Read More

Suami Cut Tari: Saya Telah Satu Tahun Tidak Kembali ke Rumah

Written By Solution Anti Virus on Sunday, January 5, 2014 | 11:21 AM


Jakarta - Persoalan rumah tangga pasangan Cut Tari dan Johannes Jusuf Soebrata memang sudah terjadi sejak lama. Hal itu diakui Jusuf (panggilan akrab suami Cut Tari), karenanya Jusuf mengaku sudah sering tidak pulang ke rumah sejak setahun lalu. Hal itu diungkapkan Jusuf saat ditemui di kediaman Cut Tari, dikawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu (4/1) malam.


"Saya sudah satu tahun keluar dari rumah," tegas Jusuf.


Lebih lanjut tindakan yang dilakukan (keluar dari rumah) semata - mata untuk menghindari konflik yang berdampak pada psikologis buah hati mereka.


"Saya keluar (rumah) untuk menghindari konflik. Saya ingin menyelesaikan semuanya ini dengan cara yang baik-baik agar kondisi anak tidak terguncang akibat masalah kami," lanjutnya.


Meski selama ini ditutup-tutupi, namun kasus perceraian keduanya akhirnya terbongkar melalui media. Namun Jusuf menganggap bahwa konflik yang terjadi adalah urusan pribadi yang seharusnya tidak dibuka kepublik karena sifatnya privasi.


"Kalau kita ramai-ramai nanti dibilangnya apa, kalau kita diam-diam dibilangnya fitnah lagi," tutup suami wanita asal Aceh itu.


Sebelumnya, konflik pasangan Cut Tari dan Jusuf akhirnya terbongkar ke media saat 18 Desember 2013 lalu Jusuf mendaftarkan gugatan cerainya ke PA Jakarta Timur dengan nomor perkara 3451/Pdt.G/2013/PA.JT.


11:21 AM | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger