Tiga Pertanyaan Besar soal Konvensi Demokrat

Written By Solution Anti Virus on Monday, August 26, 2013 | 11:13 AM






KOMPAS.com -
Paling tidak ada tiga pertanyaan besar yang belum terjawab tuntas terkait konvensi pemilihan calon presiden yang digelar Partai Demokrat. Tiga pertanyaan itu di luar masalah mekanisme dan kriteria peserta konvensi yang juga belum jelas.

Tiga pertanyaan itu adalah tentang dana penyelenggaraan konvensi, kewenangan Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk menentukan calon presiden dan calon wakil presiden seperti tercantum di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai itu, serta bagaimana jika Partai Demokrat harus berkoalisi di Pemilihan Presiden 2014. Apakah pemenang konvensi dapat tetap diusung Partai Demokrat jika partai itu harus berkoalisi di pemilihan presiden?

Wakil Ketua Komite Konvensi Taufiequrachman Ruki mengaku belum tahu sumber dana pembiayaan konvensi yang diperkirakan mencapai Rp 50 miliar. Komite juga belum menerima dana dari Partai Demokrat.

Sejumlah petinggi Partai Demokrat, seperti Ketua Harian Sjarifuddin Hasan dan Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, hanya mengatakan, dana penyelenggaraan konvensi berasal dari sumber-sumber yang halal dan tak akan membebani peserta. Mereka berjanji akan membuka sumber dana konvensi.

Pertanyaan tentang sumber dana mungkin menjadi pertanyaan tersulit. Ini berbeda dengan pertanyaan tentang kewenangan majelis tinggi menentukan capres dan nasib pemenang konvensi jika Partai Demokrat harus berkoalisi di pilpres, yang diduga sudah disiapkan jawabannya, yaitu pada masa kerja Komite Konvensi yang sampai Mei 2014.

Pemilu legislatif dijadwalkan 9 April 2014. Ini artinya, pada akhir April sudah diketahui perolehan suara setiap partai. Selanjutnya, saat itu, setiap partai sudah tahu, apakah dapat sendiri atau harus berkoalisi untuk mengusung calon di pilpres yang mungkin digelar pada Juni. Jika harus berkoalisi, saat itu tentu mulai ada pembicaraan dengan siapa berkoalisi berikut calon yang akan diusung. Semua ini terjadi ketika komite konvensi belum mengakhiri tugasnya dan capres dari Partai Demokrat belum ditentukan.



Akhirnya, jika harus berkoalisi di pilpres, Partai Demokrat masih punya kesempatan untuk ”membahasnya” dengan komite dan peserta konvensi. Partai Demokrat juga dapat bertanya ke partai lain yang akan berkoalisi dengannya perihal kesediaan menerima calon yang mungkin memenangi konvensi.

Dengan demikian, pertarungan konvensi yang sebenarnya diduga terjadi setelah Pileg sampai Mei 2014. Selain hasil survei, pemenang konvensi juga berpotensi ditentukan oleh lobi Partai Demokrat dengan partai lain anggota koalisi jika mereka harus berkoalisi. Kesediaan untuk berpasangan dengan sosok tertentu juga dapat menjadi faktor.

Kondisi ini membuat dugaan bahwa konvensi hanya untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat patut direnungkan. Partai Demokrat akan mendapat ”arena kampanye”, paling tidak dari kegiatan komite konvensi dan peserta konvensi. Di saat yang sama, konvensi juga dapat menjadi tempat bagi para peserta untuk menaikkan atau menguji popularitas. Jika merasa mampu dan melihat peluang lebih besar di luar Partai Demokrat, mereka masih dapat mundur di saat-saat akhir konvensi.

Sejumlah langkah yang dikeluarkan komite konvensi belakangan ini patut diduga juga merupakan bagian dari upaya menaikkan konvensi dan bahkan elektabilitas Partai Demokrat yang belakangan masih terpuruk. Ini misalnya dengan mengatakan, ada usulan untuk mengundang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang adalah kader PDI Perjuangan untuk mengikuti konvensi atau mengunjungi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang merupakan kader Golkar. Sejumlah survei terkait capres menunjukkan, dua nama itu punya elektabilitas tinggi.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P TB Hasanuddin menilai, rencana komite konvensi mengundang kader partai lain untuk mengikuti acara mereka adalah tidak etis. Wacana itu juga membuat komite konvensi terlihat kebingungan dan kehilangan harapan. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menilai, langkah itu membuat konvensi terancam kehilangan wibawa dan daya tarik.

Namun, penilaian seperti yang disampaikan TB Hasanuddin dan Priyo Budi Santoso telah membuat orang membicarakan konvensi. Artinya, konvensi telah menarik perhatian. Sekarang kita tunggu langkah apa lagi yang dilakukan komite konvensi dan Partai Demokrat pada umumnya untuk menjual konvensi.... (M HERNOWO)




Editor : Caroline Damanik







Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:











Anda sedang membaca artikel tentang

Tiga Pertanyaan Besar soal Konvensi Demokrat

Dengan url

http://motorcycleinnovation.blogspot.com/2013/08/tiga-pertanyaan-besar-soal-konvensi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Tiga Pertanyaan Besar soal Konvensi Demokrat

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Tiga Pertanyaan Besar soal Konvensi Demokrat

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger