YSI dan PGN Bersinergi Kembangkan Potensi Sulam Indonesia

Written By Solution Anti Virus on Sunday, November 3, 2013 | 11:21 AM


Padang - Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya seni sulam di Indonesia, Yasasan Sulam Indonesia (YSI) yang didirikan atas inisiatif Triesna Jero Wacik pada tahun 2007 yang lalu, dengan misi untuk melestarikan, mengembangkan, dan lebih mengenalkan seni sulam kepada masyarakat Indonesia dan Internasional.


Semangat untuk melestarikan seni menyulam di Indonesia kemudian berlanjut, dengan dimulai pada tahun 2012 yang lalu, dimana YSI menggandeng Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk mengadakan program inovasi dan peningkatan kapasitas perajin sulam di Indonesia.


Pelatihan ini dilakukan di 3 (tiga) kota, yaitu Denpasar-Bali, Jember-Jawa Timur, dan Agam-Sumatera Barat. Program ini berupa pemberian pelatihan dan eksplorasi kepada 60 orang perajin dari 3 wilayah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan seni sulam yang telah mereka miliki dan membuka wawasan agar dapat melakukan inovasi pada produk sulaman.


Berjalan mulai bulan Mei dan berakhir bulan Oktober 2013, program pelatihan ini menghadirkan pakar sulam, Lita Jonathans yang memberikan pelatihan secara teknik.


Turut dilibatkan juga dalam program ini fashion desainer Samuel Wattimena dan Didi Budiardjo untuk membagi pengetahuan dan membuka wawasan para perajin tersebut agar lebih kreatif dan dapat membaca selera pasar yang lebih nasional maupun internasional.


"Kerja sama YSI dan PGN telah dimulai sejak tahun 2012. Awalnya, PGN memberikan pinjaman modal usaha kepada para perajin sulam di Bukit Tinggi. Selain itu, PGN juga membina para perajin sulam melalui pelatihan kewirausahaan, pelatihan manajemen keuangan sederhana dan bantuan promosi produk mitra binaan melalui pameran-pameran," kata Riza Pahlevi, Direktur Keuangan PGN dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Sabtu (2/11).


Lebih lanjut Riza mengatakan, PGN memiliki kepedulian untuk ikut meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia, salah satunya dengan turut serta dalam pengembangan industri sulam di tanah air.


"Sulam merupakan produk kreatif berbasis budaya yang bisa diberdayakan menjadi produk niaga. Kerjasama dengan YSI, kami lakukan untuk perkembangan industri sulam Indonesia dan tentunya langkah ini sejalan dengan misi PGN sebagai perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi nasional yaitu mewujudkan Indonesia makmur dengan energi baik," tambahnya.


Lewat pelatihan di 3 kota, kata Riza, harapannya dengan model pelatihan seperti ini, akan dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas peserta, dapat menimbulkan interaksi antara peserta dan pendamping yang lebih intensif, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri dari para perajin agar mandiri dan berkembang mengangkat budaya Indonesia.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Sulam Indonesia, Triesna Jero Wacik menyatakan, masih banyak yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan produksi seni sulam di Indonesia, termasuk soal desain dan kualitasnya, sehingga diperlukan adanya pengetahuan yang cukup dan baik tentang teknik, penggunaan material, desain dan inovatif.


"Selain itu, perajin juga perlu lebih banyak belajar menerapkan manajemen dan professional, serta menyelami perkembangan dan selera pasar, disamping melakukan regenerasi keahlian menyulam," kata Triesna Jero Wacik.


YSI dan PGN, kata dia, berkomitmen untuk terus membina dan mengembangkan seni sulam Indonesia sebagai Adi Kriya yang bukan saja untuk dikagumi, tetapi dirasakan manfaatnya secara ekonomi.


"Hal itu terutama bagi para perajin yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga. Untaian benang, rangkaian motif dan paduan warna, adalah sulaman keindahan kehidupan anugerah sang khalik kepada umatnya," tambah dia.


Sementara itu, Nevi Irwan Prayitno, Ketua Dekranasda Sumatera Barat menegaskan, wilayah Sumatera Barat merupakan daerah yang paling banyak menyimpan khasanah seni sulaman. Seluruh produk seni sulam itu kemudian melekat pada berbagai busana dan perhiasan rumah tangga. Setidaknya saat ini ada sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) di Sumatera Barat yang masih bertahan sebagai perajin sulam.


"Kami mendukung program pelatihan yang dilakukan YSI dan PGN bagi para perajin sulam di Kabupaten Agam ini, agar motif-motif sulaman yang berasal dari Sumatera Barat, dapat dikenal secara lebih luas baik di dalam negeri maupun di luar negeri tanpa menghilangkan ciri khas motif dasar yang dipakai, serta merangsang kembali rasa cinta masyarakat untuk kecintaan sulaman batik di Sumatera Barat," urai Nevi.


Anda sedang membaca artikel tentang

YSI dan PGN Bersinergi Kembangkan Potensi Sulam Indonesia

Dengan url

http://motorcycleinnovation.blogspot.com/2013/11/ysi-dan-pgn-bersinergi-kembangkan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

YSI dan PGN Bersinergi Kembangkan Potensi Sulam Indonesia

namun jangan lupa untuk meletakkan link

YSI dan PGN Bersinergi Kembangkan Potensi Sulam Indonesia

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger