JAKARTA, KOMPAS.com - Meski wajahnya penuh kerutan, ia tampak cerah dengan balutan atasan warna merah muda dan celana cokelat. Ketika ditemui di Panti Pusaka 6 Bhakti Putra Pratama Kasablanka, Tebet, Jakarta Selatan, Fitriah (60) duduk di kamar seorang diri sambil menyisir rambut yang sudah memutih.
Wanita yang biasa dipanggil Nenek Upit itu berasal dari Rengasdengklok, Karawang. Ia sudah lama menghuni panti tersebut karena tak lagi punya tempat tinggal untuk berteduh.
Ketika ditanya tentang keluarganya, Nenek Upit terlihat sedih. Dia bercerita tak punya lagi tempat tinggal dan suaminya sudah meninggal. Namun Nenek Upit mengaku memiliki anak dan juga dua orang cucu.
Sayangnya, mereka sudah lama tidak berkomunikasi. Tanpa segan, dia pun mengungkapkan rasa kangennya yang begitu besar.
"Kangen ketemu anak dan cucu, anak saya cuma satu dan sudah lama tidak menghubungi ataupun mengunjungi saya di sini, " kata Nenek Upit saat ditemui Kompas.com, Jumat (2/8/2013).
Tetap bersyukur
Namun, di samping kesedihan tersebut, ada rasa syukur dan bahagia yang menyeruak di hatinya. Nenek Upit mengaku senang karena memiliki keluarga baru di panti.
"Bersyukur tinggal di panti Neng, ada yang ngurus. Kalau di sini enggak kekurangan, kalau kita di kampung susah," ucapnya.
Salah satu bentuk syukurnya adalah kamar yang selalu tercium wangi. Menurut Nenek Upit, dia dan kamarnya haruslah wangi agar dirinya tidak malu ketika ada tamu yang datang mengunjungi.
Nenek enggak suka kalau kamarnya bau, kalau ada tamu bagaimana, kan biar nenek- nenek juga harus wangi," imbuhnya seraya tertawa.
Menurut pengamatan Kompas.com, kamar Nenek Upit terlihat tersusun dan tertata. Tempat tidur dan lemari pakaian tampak rapih. Perabotan seperti termos, gelas piring dan sendok tertata dengan baik di atas lemari. Terdapat juga radio yang, menurutnya, biasa digunakan untuk mendengarkan ceramah ketika sedang suntuk.
Terus berharap
Meski tinggal di panti, Nenek Upit memilih untuk tak manja. Dia masih kuat beraktivitas dan melakukan shalat, bahkan di masa puasa.
"Sering bantu- bantu di dapur, saya juga masih bisa nyuci, masak, " ujarnya dengan semangat.
Nenek Upit aktif bergerak agar selalu sehat. Lalu di Hari Idul Fitri tahun ini, dia pun menaruh harapan besar. Harapan yang sama dari Lebaran yang satu ke Lebaran lainnya. Jika terus sehat dan kuat, Nenek Upit ingin segera bertemu dengan anak dan kedua cucunya untuk bersilaturahim, walau hanya sebentar saja....
Editor : Caroline Damanik
Anda sedang membaca artikel tentang
Pada Lebaran Tahun Ini, Asa Nenek Upit Masih Sama...
Dengan url
http://motorcycleinnovation.blogspot.com/2013/08/pada-lebaran-tahun-ini-asa-nenek-upit.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pada Lebaran Tahun Ini, Asa Nenek Upit Masih Sama...
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pada Lebaran Tahun Ini, Asa Nenek Upit Masih Sama...
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment