Obat "Bunek" Boediono

Written By Solution Anti Virus on Tuesday, April 2, 2013 | 11:12 AM


KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono selalu berupaya meluangkan waktu jika diajak berdialog dengan kalangan pendidikan. Selalu saja ada yang unik, apalagi ketika yang bertanya adalah siswa-siswi setingkat SD.


Saat berdialog dengan perwakilan siswa madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (25/3) lalu, Boediono ditanya soal cita-citanya semasa kecil hingga akhirnya bisa menjadi wapres. Pertanyaan datang dari Muhamad Al Farouk, siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Malang.


”Saya waktu kecil, cita-cita pertama jadi pembuat wayang kulit,” kata Boediono, yang langsung disambut tawa hadirin yang sebagian besar siswa.


Merasa tidak dipercaya, Boediono buru-buru berujar, ”Lho, betul itu! Saya terkesan sekali dengan keindahan wayang kulit, sampai saya ke beberapa tempat di sekitar Blitar, melihat bagaimana penyungging kulit itu bekerja. Saya juga mencoba membuat sendiri dari kertas tebal.”


Cita-cita pertama Boediono kecil itu ternyata berubah saat duduk di bangku SMP. Boediono remaja ingin jadi insinyur. Baginya, insinyur begitu hebat karena bisa membangun gedung dan jembatan. Semua cita-citanya itu akhirnya tidak kesampaian karena Boediono malah mendalami ilmu ekonomi.


”Cita-cita itu bergeser dari waktu ke waktu. Tidak apa-apa asal itu keluar dari hati dan dipikir dengan jernih. Tapi, jangan asal-asalan setiap hari berubah cita-citanya,” katanya.


Boediono juga menasihati, kalau mau sukses jangan pikirkan yang lain-lain. Kerjakan apa yang ada di depan mata sebaik mungkin karena hal itu akan membawa kesuksesan.


Pertanyaan lain disampaikan Tia Fatin, siswi MIN 1 Malang. ”Jika melihat di televisi, wapres itu sangat sibuk. Di tengah kesibukan, Bapak apakah masih memiliki waktu bercengkerama dengan keluarga?” tanyanya.


Mendapat pertanyaan seperti itu, giliran Wapres yang tersenyum. Ny Herawati Boediono yang duduk di sebelah Wapres juga tersenyum. Wapres pun membuat pengakuan.


”Kadang kala, saya lupa dengan keluarga. Saya minta maaf sama Ibu (Herawati),” katanya.


”Kadang kala karena ada pekerjaan di depan mata, itu membuat lupa waktu dan keluarga. Tetapi, kalau hari-hari tidak ada pekerjaan yang sangat mendesak, saya sisihkan,” lanjutnya.


Namun, dengan kesibukan padatnya pekerjaan sebagai wapres, Boediono ternyata punya obat mujarab sederhana. Obat yang dimaksud adalah lima cucunya yang rata-rata masih duduk di bangku SD.


”Kalau saya sudah bunek (suntuk) di pekerjaan, saya tinggalkan, saya mencari cucu saya. Itu obat yang luar biasa bagi kebunekan. Ketemu cucu, bermain-main, kebahagiaannya di situ,” tuturnya.


Mendapati keluarga yang menyelamatkan, Boediono memberi nasihat agar tidak melupakan keluarga. ”Keluarga itu adalah landasan pijakan dari setiap kehidupan kita. Memelihara suasana keluarga itu sangat penting,” ujarnya.


Beruntung, Boediono bukan petinggi partai politik. (why)







Editor :


Inggried Dwi Wedhaswary









Anda sedang membaca artikel tentang

Obat "Bunek" Boediono

Dengan url

http://motorcycleinnovation.blogspot.com/2013/04/obat-boediono.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Obat "Bunek" Boediono

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Obat "Bunek" Boediono

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger