Jakarta - Sebagai generasi muda bangsa, para pelajar perlu diperkenalkan wisata sejarah. Oleh karena itu, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh wilayah kerja Aceh dan Sumatra Utara menyelenggarakan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) 2014
Kegiatan ini diikuti puluhan pelajar SMA dari Aceh dan Sumut dengan serangkaian kegiatan seru yang digelar di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Kepala BPNB Banda Aceh, Irini Dewi Wanti menjelaskan Laseda 2014 merupakan yang ke-13 kali sejak pertama kali diadakan tahun 2002.
“Berarti sudah ada 13 kabupaten atau kota yang menjadi terpilih menjadi lokasi penyelenggaraannya di dua provinsi, Aceh dan Sumut,” katanya pada penutupan Lasenda 2014, Jumat (2/5).
Lokasi penyelenggaran Laseda, menurutnya memang selalu bergantian di Aceh dan Sumut. Tahun lalu Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tenggara, Provinsi Aceh menjadi tempat penyelenggaraannya.
"Jika tahun ini di Sumut, tepatnya di Kabupaten Samosir, berarti tahun 2015 nanti di Aceh. Dengan ketentuan tidak ada perubahan dari pusat,” ujarnya.
Peserta Laseda kali terdiri dari 28 pelajar SMA dari 2 kota dan 2 kabupaten di Aceh yakni dari Kota Banda Aceh, Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Aceh Singkil. Sedangkan pelajar SMA dari Sumut berasal dari 3 kabupaten dan 2 kota yakni Kabupaten Samosir, Toba Samosir, dan Kabupaten Humbang Hasundutan serta Kota Gunung Sitoli, dan Kota Medan.
"Selain pelajar SMA, peserta Laseda kali ini juga diikuti 7 orang guru pendamping dari masing-masing SMA serta ditambah dengan budayawan, sejarawan, arkeolog, seniman, perwakilan dari instansi terkait, dan beberapa wartawan yang konsen terhadap budaya,” ujarnya.
Menurut Irini, tujuan Laseda 2014 yang bertema “Merajut Simpul-Simpul Keindonesian di Tano Batak” ini untuk memberi wawasan nilai-nilai budaya dan peninggalan budaya serta sejarah yang ada di Kabupaten Samosir kepada seluruh peserta. Hal ini pemahamannya tentang keberagaman sejarah dan budaya negeri ini khususnya yang ada di Kabuputen Samosir menjadi semakin luas.
“Dengan Laseda, pelajar yang ikut serta memperoleh pelajaran sejarah dan budaya dengan cara yang lebih menarik dan tidak membosankan, antara lain dengan diskusi dan melakukan a trip to histotical sites atau lawatan ke situs-situs sejarah yang ada di Kabupaten Samosir,” kata Irini.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Prof. Dr Susanto Zuhdi mengatakan perlu dicari alternatif untuk menarik minat pelajar mendalami pelajaran sejarah dan budaya, salah satunya dengan kegiatan Laseda ini. Belajar sejarah dan budaya lewat Laseda akan jauh lebih menarik dan tidak membosankan dibanding hanya mendengar penjelasan guru di kelas.
“Belajar sejarah juga bisa lewat lagu. Apalagi diajak jalan-jalan ke objek sejarah, tentu lebih menarik dan berkesan,” ungkapnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Belajar Budaya Sejarah Aceh dan Sumatera Utara Lewat Laseda
Dengan url
https://motorcycleinnovation.blogspot.com/2014/05/belajar-budaya-sejarah-aceh-dan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Belajar Budaya Sejarah Aceh dan Sumatera Utara Lewat Laseda
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Belajar Budaya Sejarah Aceh dan Sumatera Utara Lewat Laseda
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment