Kalangan Bawah Hingga Gedongan Masih Minati Mainan Kayu

Written By Solution Anti Virus on Sunday, November 18, 2012 | 11:21 AM


Mainan kayu

Mainan kayu (sumber: Beritasatu.com)




Mainan kayu juga merupakan salah satu mainan legendaris yang dimiliki oleh anak Indonesia.

Mobil-mobilan kayu. Bila mengingat jenis mainan yang satu itu, rasanya saya seperti kembali pulang ke masa lalu. Di mana, saya pernah merengek-rengek kepada ibu untuk dibelikan mainan yang begitu populer di era silam.

Dan kini, tanpa saya sadari, jenis mainan kayu kian pudar, seiring semakin populernya aneka mainan modern, semacam robot-robotan, remote control, dan playstation.

Bahkan, seluruh ponakan cilik saya pun, agaknya, tak pernah diperkenalkan, apalagi menyentuh mainan jenis mobil-mobilan kayu. Mereka justru asyik memegang stick playstation dan begitu piawai memainkan permainan di dalamnya.

Karena itu, saya terkejut bukan kepalang, tatkala menemukan dua kios mini yang hingga kini masih menjual mainan jenis mobil-mobilan kayu, di pinggiran Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, persisnya di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Sekelebat, saya bertanya dalam benak, apakah masih laku?

Rasa penasaran, akhirnya, membuat saya melangkahkan kaki ke salah satu kios di sana. Wow, begitu banyak aneka mobil-mobilan jenis kayu di situ. Ada truk, bus, bajaj, kopaja, Transjakarta, bahkan lokomotif.

Selang tak lama, pria paruh baya, sekitar umur 60-an, muncul menemui saya. Sambil mengisap kreteknya, ia menyambut saya dengan hangat, di sore hari yang mendadak gelap itu.

Rupanya, pria tua itu adalah pemilik kios kecil ini. "Saya Pak Erlan," katanya, sambil menjabat tangan saya.

Tanpa ragu, Pak Erlan pun langsung menunjukkan aneka mainan kayu yang dijualnya. Tangan uzurnya begitu lincah ketika mengangkat dan memperkenalkan satu truk kayu besar warna merah kepada saya.

"Truk merah ini harganya Rp350 ribu. Kalau yang kecil-kecil, kaya kopaja cuma Rp75 ribu aja," papar Pak Erlan dengan logat Sundanya.

"Oh ya, Kopajanya juga bisa bunyi loh," sambungnya sambil tertawa.

Saya, yang tak mau banyak berbasa basi  pun segera bertanya pada Pak Erlan soal penjualan maianan kayu di masa kini.

Dan, alangkah terkejutnya saya ketika Pak Erlan membeberkan bahwa mainannya masih begitu laku di pasaran.

"Hahaha, kata siapa tidak laku. Hari ini saja, saya sudah jual tujuh mainan," katanya mematahkan dugaan saya.

"Kalau hari biasa, rata-rata, yang beli 10 orang. Tapi, kalau akhir pekan, yang beli bisa sampai 30 orang," ungkap Pak Erlan yang mengaku sudah menjual mainan kayu lebih dari 30 tahun itu.

"Kalau enggak laku, enggak mungkin saya bertahan sampai selama ini kan. Setiap bulan mainan selalu habis. Dan saya selalu pesan lagi mainan dari pabriknya di Kerawang, Jawa Barat. Saya pesen banyak, kira-kira satu mobil bak-lah," ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan Pak Erlan bahwa mainan kayu yang dijualnya tak hanya diminati masyarakat kelas bawah saja. Kalangan gedongan, rupanya, juga tak mau kalah memburu aneka jenis mainan kayu yang dijual oleh Pak Erlan.

"Mungkin mereka bosan memberikan anaknya mainan remote control atau playstation. Mainan kayu dibeli untuk variasi mungkin," Pak Erlan menduga.

Pak Erlan menambahkan bahwa para kaum ibu pun juga banyak membeli aneka mainan kayu. Bedanya, oleh mereka, mainan kayu dijadikan sebagai hiasan untuk mempercantik dalam rumah.

"Ibu-ibu juga banyak yang beli mainan kayu. Mereka banyak incar jenis lokomotif. Saat saya tanya, ternyata bukan untuk anaknya, tapi untuk pajangan di rumah," jelas Pak Erlan. 

Dugaan saya soal 'habisnya' era mainan kayu pun semakin patah, ketika seorang ibu muda berparas cantik, berambut pendek se-leher, datang mengunjungi kios Pak Erlan.

Setelah melihat-lihat, ibu muda, yang saya ketahui bernama Nina, warga Kampung Melayu itu, akhirnya, membeli satu bus kayu berukuran jumbo berwarna merah, seharga Rp300 ribu.

"Ini untuk anak saya yang umurnya empat tahun. Hari ini dia ulang tahun," ungkap Nina.

"Saya sengaja membelikan mainan kayu untuk melatih imajinasi dia. Saya rasa untuk se-usia dia, mainan kayu cocok, sebelum dia memainkan mainan yang lebih rumit, seperti remote control, atau playstasion," paparnya. 

Sungguh lega rasanya mengetahui nasib mainan yang begitu saya idolakan masih dapat bertahan di tengah gempuran aneka mainan modern.

Saya berharap, mainan jenis ini tidak bakal pudar sampai kapanpun. Sebab, selain dapat menghasilkan rejeki bagi si penjualnya, mainan kayu juga merupakan salah satu mainan legendaris yang dimiliki oleh anak Indonesia. 

Anda sedang membaca artikel tentang

Kalangan Bawah Hingga Gedongan Masih Minati Mainan Kayu

Dengan url

http://motorcycleinnovation.blogspot.com/2012/11/kalangan-bawah-hingga-gedongan-masih.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kalangan Bawah Hingga Gedongan Masih Minati Mainan Kayu

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kalangan Bawah Hingga Gedongan Masih Minati Mainan Kayu

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger