Pemerintah tidak mengerti kondisi yang terjadi di Indonesia.
Pemerintah mencanangkan Gerakan Indonesia Berdendang dengan harapan musik Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Namun gerakan ini ditanggapi 'dingin' oleh pekerja seni.
Salah satunya, sutradara Agara Wijaya Subiyakto atau yang biasa dikenal dengan Jay Subiyakto. "Itu sudah basi. Istilah tuan rumah di negeri sendiri itu sudah dari jaman dulu dilontarkan. Tapi tidak ada hasilnya sampai sekarang," kata Jay ketika dihubungi Beritasatu.com, kemarin.
Jay menilai, pemerintah tidak mengerti dan tidak tahu yang terjadi dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Lemahnya penegakan hukum berkolerasi dengan industri musik.
Dia menyebut maraknya aksi pembajakan membuat industri musik Indonesia tidak bergairah. Akibatnya, meskipun ada pengarang lagu namun sedikit produser yang tertarik untuk menggarapnya. Pasaran musik Indonesia tidak lagi menjanjikan.
"Seharusnya pemerintah membuat peraturan yang tegas. Media elektronik diawasi. Banyak acara yang tidak bermutu ditampilkan," tegasnya.
Lebih lanjut, Jay mengatakan, pekerja seni tidak pernah berharap akan kontribusi pemerintah dalam memajukan seni dan budaya. Menurutnya lebih baik mencari pemodal swasta yang peduli dan kemudian 'membungkus' pertunjukan seni budaya dengan ciri khas asli Indonesia. "Pertunjukan Laskar Pelangi berhasil kok di Singapura," katanya.
Daripada mencanangkan program, menurut Jay, pemerintah seharusnya membuat kurikulum pendidikan yang mengajarkan seni dan budaya Indonesia. Dengan pendidikan maka secara otomatis akan memajukan seni dan budaya Indonesia. "Jangan bermimpi mau gimana-gimana dulu," katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Gerakan Indonesia Berdendang Disambut Dingin
Dengan url
http://motorcycleinnovation.blogspot.com/2012/11/gerakan-indonesia-berdendang-disambut.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Gerakan Indonesia Berdendang Disambut Dingin
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Gerakan Indonesia Berdendang Disambut Dingin
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment